Daftar Isi
1. Tujuan
2. Alat Dan Bahan
3. Dasar teori
4. Percobaan
5. Refrensi
6. Link Download
Rangkaian ini terinspirasi dari gamabar 13.21 hal 596
a) Untuk mendeteksi terjadinya reaksi kimia
b) Untuk mendeteksi suhu panas yang dihasilkan dari reaksi kimia
2. Alat Dan Bahan [Kembali]
a) Alat
i. Solder
Solder berfungsi untuk merekatkan komponen dengan timah
ii. Timah
Timah berfungsi sebagai alat perekat komponen
iii. Batery 3,5 Volt
Power supply berfungsi sebagai sumber energi yang digunakan dalam simulasi ini sebesar 3.5 V
b) Bahan
i. Resistor 1k
Spesifikasi :
· Mehambat daya hingga 1000 ohm
ii. Transistor BC547
Pin Configuration
Pin Number | Pin Name | Description |
1 | Collector | Arus mengalir melalui kolektor
|
2 | Base | Mengontrol bias transistor
|
3 | Emitter |
|
BC547 Transistor Features :
Bi-Polar NPN Transistor
DC Current Gain (hFE) adalah maksimum 800
Arus Collector (IC) kontinu adalah 100mA
Emitter Base Voltage (VBE) adalah 6V
Base Current (IB) adalah maksimum 5mA
iii. Thermistor (10K)
Kita menggunakan thermistor jenis NTC (Negative Temperature Coefficient)
iv. Led Light
3. Dasar Teori [Kembali]
a) Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm. Nilai Resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi atau resistance.
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
b) Transistor
Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan sumber listriknya.
Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan, pengertian Transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
c) Thermistor
Thermistor atau resistor termal adalah salah satu jenis resistor yang hambatan listriknya bervariasi dengan perubahan suhu. Meskipun semua tahanan resistor berfluktuasi sedikit dengan suhu, termistor sangat sensitif terhadap perubahan suhu.
Thermistor bertindak sebagai komponen pasif dalam suatu rangkaian. Thermistor adalah komponen yang cukup akurat, murah, dan kuat untuk mengukur suhu. Meskipun tidak bekerja dengan baik di suhu yang sangat panas atau dingin, namun Thermistor merupakan sensor pilihan untuk berbagai aplikasi dan ideal ketika pembacaan suhu yang akurat diperlukan. Simbol sirkuit untuk termistor ditunjukkan di bawah ini.
Prnsip Kerja Thermistor :
Prinsip kerja termistor dipengaruhi oleh resistansi yang bergantung pada perubahan suhu. Resistansi pada thermistor dapat diukur menggunakan ohmmeter. Jika hubungan yang tepat antara perubahan suhu terhadap pengaruh resistansi termistor, maka dengan mengukur resistansi thermistor sehingga dapat menurunkan suhu.
Seberapa besar perubahan resistansi tergantung pada jenis bahan yang digunakan dalam thermistor. Hubungan antara suhu dan resistansi termistor tidak terjadi secara linier. Grafik termistor ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Prinsip kerja thermistor |
Secara umum terdapat dua jenis thermistor yaitu :
1. Negative Temperature Coefficient (NTC) Thermistor
Dalam termistor NTC, ketika suhu meningkat, resistensi menurun. Dan ketika suhu menurun, resistensi meningkat. Oleh karena itu dalam suhu dan resistansi termistor NTC berbanding terbalik. Thermistor NTC adalah jenis thermistor yang paling umum dan sering digunakan.
2. Positive Temperature Coefficient (PTC) Thermistor
Termistor PTC memiliki hubungan berbanding lurus antara suhu dan resistansi. Ketika suhu meningkat, maka resistansi akan meningkat. Dan sebaliknya ketika suhu menurun, maka resistensi menurun.
Meskipun termistor PTC tidak secara umum digunakan seperti pada termistor NTC, namun thermistor PTC sering digunakan sebagai bentuk perlindungan sirkuit. Serupa dengan fungsi sekering, termistor PTC dapat bertindak sebagai perangkat pembatas arus. Ketika arus melewati perangkat maka akan menyebabkan sejumlah kecil pemanasan resistif.
d) Led
LED atau singkatan dari light-emitting diode merupan alat yang mengeluarkan cahaya, dalam rangkaian ini kita menggunakannya sebagai indikator, apakah rangkaiannya berfungsi atau tidak.
4. Percobaan [Kembali]
a) Prosedur Percobaan
b) Rangkaian Simulasi
i. Foto Rangkaian
ii. Prinsip Kerja
Ketika reaksi kimia terjadi, salah satu tandanya adalah terjadinya peningkatan suhu. ynag mana jika kenaikan suhu. Dan termistor didekatkan ke arah reaksi kimia yang sedang berlangsung. Ketika Termistor terkena panas, maka terjadi peningkatan suhu, yang mana ketika suhu naik resistasi termisthor akan turun sehingga arus masuk dengan kuat ke dalam lampu LED. Hal ini menyebabkan lampu LED menyala terang. Semakin panas semakin terang nyala LED.
iii. Video
5. Refrensi [Kembali]
6. Link Download [Kembali]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar