Kumpulan soal 4.1 & 4.2

 EXAMPLE

1. Pada grafik titik kerja di bagian dasar teori, titik manakah yang paling ideal sebagai titik kerja?

jelaskan alasannya!

Jawab:

Titik B karena titik tersebut terletak di tengah-tengah yang berarti tidak akan terjadinya

distorsi gelombang. Jika sinyal input dipilih dengan benar, tegangan dan

arus dari perangkat akan bervariasi tetapi tidak cukup untuk mendorong perangkat ke dalam cutoff

atau saturasi.

2. Apa pengertian dari DC-Biasing BJT?

Jawab:

DC-Biasing BJT adalah proses mengalirkan tegangan arus searah (DC) pada bipolar junction transistor

(BJT)


PROBLEM

1. Untuk konfigurasi bias tetap pada Fig 4.73, tentukan:

(a) IBQ. 
(b) ICQ. 
(c) VCEQ. 
(d) VC. 
(e) VB. 
(f) VE




Solution :


2. Berdasarkan informasi yang terdapat pada Fig. 4.75, tentukan:

(a) IC. 
(b) RC. 
(c) RB. 
(d) VCE


Solution:



PILIHAN GANDA


1. Agar BJT bekerja pada daerah aktif maka bagaimanakah arah panjarnya pada persimpangan BJT

   tersebut?

a. basis-emitter panjar maju dan basis-collector panjar mundur

b. basis-emitter panjar mundur dan basis-collector panjar maju

c. basis-emitter panjar maju dan basis-collector panjar maju

d. basis-emitter panjar mundur dan basis-collector panjar mundur

e. basis-emitter panjar maju dan emitter-collector panjar mundur


2. BJT yang bekerja sebagai amplifier biasanya memiliki daerah kerja berjenis?

a. daerah cut-off

b. daerah saturaion

c. daerah aktif

d. daerah reverse-aktif

e. daerah inaktif

sub-chapter 4.1 & 4.2

 1. Tujuan

 - Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan "DC Biasing"
 - Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan "Operating Point"
2. Alat dan Bahan

Solder

 

Solder berfungsi untuk merekatkan komponen dengan timah

 

Timah

Timah berfungsi sebagai alat perekat komponenBaterai
Fungsi : Sebagai sumber arus listrik dengan menyimpan energi potensial listrik
Spesifikasi : 12V
 

Resistor
Fungsi : Sebagai penghambat arus listrik
Spesifikasi : 10k


Ground 
Fungsi : Sebagai penghantar arus listrik ke tanah


3. Dasar Teori

Pada sub-chapter ini akan diperkenalkan apa itu yang dimaksud dengan DC-Biasing dan Operating point.

Pemahaman akan kedua ini tentunya akan bersifat krusial untuk pemahaman sub-chapter berikutnya.

Sebelum memasuki sub-chapter ada beberapa rumus yang perlu diketahui, antara lain:



Istilah bias dc pada judul bab empat ini menyangkut pemberian tegangan dc kepada

transistor untuk mendapatkan level tegangan dan arus yang tetap. Dalam penguat transistor

level tegangan dan arus yang tetap tersebut akan menempatkan suatu titik kerja pada kurva

karakteristik sehingga menentukan daerah kerja transistor. Oleh karena titik kerja tersebut

merupakan titik yang tetap dalam kurva karakteristik, maka biasanya disebut dengan titik-Q

atau Quiescent Point.


 

Gambar tersebut menunjukkan kurva karakteristik output dengan empat buah contoh titik

kerja yang diberi nama A, B, C dan D. Pada dasarnya titik kerja suatu rangkaian penguat bisa

diletakkan dimana saja di kurva karakteristik tersebut. Namun agar rangkaian penguat dapat

menguatkan sinyal dengan linier atau tanpa cacat, maka titik kerja diusahakan ditempatkan di 

tengah daerah aktif. Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah agar titik kerja tidak diletakkan

diluar batas maksimum dari arus maupun tegangan yang sudah ditentukan oleh pabrik.

Apabila hal ini dilanggar transistor akan panas dan cepat rusak.

Agar BJT bias di daerah aktif maka hal-hal berikut harus memenuhi:

- Bagian base-emitter harus panjar maju (forward-biased) yang memiliki tegangan sekitar 0.6V-0,7V

- Bagian base-collector harus panjar mundur (reverse-biased) dengan tegangan bernilai apapun dalam

batas maksimum perangkat.


EXAMPLE

1. Pada grafik titik kerja di bagian dasar teori, titik manakah yang paling ideal sebagai titik kerja?

jelaskan alasannya!

Jawab:

Titik B karena titik tersebut terletak di tengah-tengah yang berarti tidak akan terjadinya

distorsi gelombang. Jika sinyal input dipilih dengan benar, tegangan dan

arus dari perangkat akan bervariasi tetapi tidak cukup untuk mendorong perangkat ke dalam cutoff

atau saturasi.

2. Apa pengertian dari DC-Biasing BJT?

Jawab:

DC-Biasing BJT adalah proses mengalirkan tegangan arus searah (DC) pada bipolar junction transistor

(BJT)


PROBLEM

1. Untuk konfigurasi bias tetap pada Fig 4.73, tentukan:

(a) IBQ. 
(b) ICQ. 
(c) VCEQ. 
(d) VC. 
(e) VB. 
(f) VE




Solution :


2. Berdasarkan informasi yang terdapat pada Fig. 4.75, tentukan:

(a) IC. 
(b) RC. 
(c) RB. 
(d) VCE


Solution:



PILIHAN GANDA


1. Agar BJT bekerja pada daerah aktif maka bagaimanakah arah panjarnya pada persimpangan BJT

   tersebut?

a. basis-emitter panjar maju dan basis-collector panjar mundur

b. basis-emitter panjar mundur dan basis-collector panjar maju

c. basis-emitter panjar maju dan basis-collector panjar maju

d. basis-emitter panjar mundur dan basis-collector panjar mundur

e. basis-emitter panjar maju dan emitter-collector panjar mundur


2. BJT yang bekerja sebagai amplifier biasanya memiliki daerah kerja berjenis?

a. daerah cut-off

b. daerah saturaion

c. daerah aktif

d. daerah reverse-aktif

e. daerah inaktif


4. Prinsip Kerja

Pada rangkaian dibawah ini digunakan transistor yang berarti setidaknya diberikan tegangan sebesar 0.6V-0.7V terhadap kaki basis agar tersambungnya arus dari kaki collector menuju kaki emitter. Pada rangkaian ini terdapatnya arus pada bagian kaki emitter dibuktikan dengan menyalanya LED.

Jadi, proses kerjanya adalah:

Diberikannya tegangan pada kaki basis sebesar >= 0.6 V. Oleh karena itu, arus yang mengalir pada kaki collector dan kaki basis membuat kaki emitter mengeluarkan tegangan yang menuju ke ground sehingga LED menyala


5. Percobaan

GAMBAR RANGKAIAN


SIMULASI RANGKAIAN




6. Download  
Download HTML klik disini
Download gambar alat dan bahan klik disini
Download gambar rangkaian klik disini
Download simulasi rangkaian klik disini

Sistem Pembuka dan Penutup Pintu Otomatis

1. Tujuan

  • mengetahui fungsi komponen-komponen yang digunakan
  • memahami prinsip kerja dari Pir Sensor dan Infrared Sensor
  • mengaplikasikan pemahaman dengan membuat rangkaian Pir Sensor dan Infrared Sensor
2. Alat dan bahan
  • Baterai


            Merupakan penyuplai energi berupa listrik
  • Resistor 
            Menghambat arus listrik 



  • LED


           Infra merah : 1,6 V.
           Merah : 1,8 V – 2,1 V
           Oranye : 2,2 V.
           Kuning : 2,4 V.
           Hijau : 2,6 V.
           Biru : 3,0 V – 3,5 V.
           Putih : 3,0 – 3,6 V.
           Ultraviolet : 3,5 V.



  • Transistor NPN
           1. Bi-Polar NPN Transistor
           2. DC Current Gain (hFE) is 800 maximum
           3. Continuous Collector current (IC) is 500mA
           4. Emitter Base Voltage (VBE) is 5V
           5. Base Current(IB) is 5mA maximum
           6. Available in To-92 Package



 

  • Relay

    Relay Pin Configuration

    Pin Number

    Pin Name

    Description

    1

    Coil End 1

    Used to trigger(On/Off) the Relay, Normally one end is connected to 5V and the other end to ground

    2

    Coil End 2

    Used to trigger(On/Off) the Relay, Normally one end is connected to 5V and the other end to ground

    3

    Common (COM)

    Common is connected to one End of the Load that is to be controlled

    4

    Normally Close (NC)

    The other end of the load is either connected to NO or NC. If connected to NC the load remains connected before trigger

    5

    Normally Open (NO)

    The other end of the load is either connected to NO or NC. If connected to NO the load remains disconnected before trigger




    Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A

    • Motor

    Merupakan piranti elektronika yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. pada motor DC terdapat 2 Input yang jika diberikan input yang berbeda maka motor akan berputar CCW atau CW tergantung pada inputan yang dimasukan dan jika diberikan dua input dengan nilai sama maka motor dc akan berhenti. maksud nilai disini adalah HIGH atau LOW.
    jadi :
    HIGH HIGH = motor tidak berputar
    HIGH LOW = motor berputar
    LOW LOW = motor tidak berputar
    LOW HIGH = motor berputar 

    • Pir Sensor

    Pin Number

    Pin Name

    Description

    1

    Vcc

    Tegangan input adalah +5V untuk aplikasi umumnya. Memiliki jangkauan 4.5V- 12V

    2

    High/Low Ouput (Dout)

    Getaran digital tinggi (3.3V) jika terpicu dan digital rendah (0V) jika diam

    3

    Ground

    Terhubung ke ground rangkaian

    • Wide range on input voltage varying from 4.V to 12V (+5V recommended)
    • Output voltage is High/Low (3.3V TTL)
    • Can distinguish between object movement and human movement
    • Has to operating modes - Repeatable(H) and Non- Repeatable(H)
    • Cover distance of about 120° and 7 meters
    • Low power consumption of 65mA
    • Operating temperature from -20° to +80° Celsius

    • Infrared Sensor


    5VDC Operating voltageI/O 
    pins are 5V and 3.3V compliant
    Range: Up to 20cm
    Adjustable Sensing range
    Built-in Ambient Light Sensor
    20mA supply current
    Mounting hole

    • Logicstate



    Gerbang logika atau logic gate adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik.


    3. Dasar Teori

    • Transistor NPN

    Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan sumber listriknya.
    Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan, pengertian Transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
    BC547


    • Baterai

    Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.


    • Resistor

    Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm. Nilai Resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi atau resistance.
    Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
     
    Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
     
    Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
     
    1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn


    •  Relay


    Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.


    Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

    1. Electromagnet (Coil)
    2. Armature
    3. Switch Contact Point (Saklar)
    4. Spring

    Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

    Struktur dasar Relay

    sumber : https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

    Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

    • Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
    • Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)

    Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.

    •  LED

     LED atau singkatan dari light-emitting diode merupan alat yang mengeluarkan cahaya, dalam rangkaian ini kita menggunakannya sebagai indikator, apakah rangkaiannya berfungsi atau tidak.

    • Pir Sensor
    Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.

    Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.

    Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :

    1. Fresnel Lens

    Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya.

    2. IR Filter

    IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja.

    3. Pyroelectric Sensor

    Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

     *Grafik respon sensor PIR
    1. Respon terhadap arah, jarak, dan kecepatan



    Pada grafik tersebut ; (a) Arah yang berbeda mengasilkan tegangan yang bermuatan berbeda ; (b) Semakin dekat jarak objek terhadap sensor PIR, maka semakin besar tegangan output yang dihasilkan ; (c) Semakin cepat objek bergerak, maka semakin cepat terdeteksi oleh sensor PIR karena infrared yang ditimbulkan dengan lebih cepat oleh objek semakin mudah dideteksi oleh PIR, namun semakin sedikit juga waktu yang dibutuhkan karena sudah diluar jangkauan sensor PIR.

    2. Respon terhadap suhu 


    Dari grafik, didapatkan bahwa suhu juga mempengaruhi seberapa jauh PIR dapat mendeteksi adanya infrared dimana semakin tinggi suhu disekitar maka semakin pendek jarak yang bisa diukur oleh PIR.

    • Sensor Infrared
    Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier). Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP.

    Prinsip Kerja Sensor Infrared



    Ketika pemancar IR memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari sensor ditentukan.





    Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3:




    Grafik Respon Sensor Infrared




    Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.

    • Motor DC

    Motor arus searah dengan belitan medan seri adalah jenis motor traksi tertua. Ini memberikan karakteristik torsi kecepatan yang berguna untuk propulsi, memberikan torsi tinggi pada kecepatan rendah untuk akselerasi kendaraan, dan torsi menurun seiring dengan peningkatan kecepatan. Dengan mengatur belitan medan dengan beberapa tap, karakteristik kecepatan dapat bervariasi, sehingga memungkinkan kontrol akselerasi operator yang relatif mulus. Ukuran kontrol lebih lanjut diberikan dengan menggunakan pasangan motor pada kendaraan dalam kontrol pararel seri ; untuk operasi lambat atau beban berat, dua motor dapat dijalankan secara seri dari suplai arus searah. Dimana kecepatan yang lebih tinggi diinginkan, motor ini dapat dioperasikan secara paralel, membuat tegangan yang lebih tinggi tersedia di masing-masing motor sehingga memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi. Bagian dari sistem rel mungkin menggunakan voltase yang berbeda, dengan voltase yang lebih tinggi dalam jangka panjang antar stasiun dan voltase yang lebih rendah di dekat stasiun yang hanya memerlukan pengoperasian lebih lambat.

    • Logicstate
    Gerbang logika atau logic gate adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik.  Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean.


     4. Percobaan

     A. Langkah-langkah

    • sediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat rangkaian
    • hubungkan komponen sesuai dengan gambar rangkaian
    • rangkaian  selesai

     B. Rangkaian Simulasi
    1. Foto Hasil Rangkaian







     2. Prinsip Kerja

    Jika terdeteksi adanya orang maka PIR sensor akan berlogika 1 yang berarti bahwa PIR sensor juga mengeluarkan tegangan sebesar 5,0 V yang diumpankan ke BJT yang berbias fixed bias sehingga tegangan tadi berubah menjadi 0,88 V. Hal tersebut menyebabkan adanya arus mengalir dari kaki kolektor ke kaki emitter sehingga relay menjadi aktif dan bergeser ke kiri. Secara bersamaan, infrared sensor juga mendeteksi sehingga infrared sensor berlogika 1 yang menyebabkan keluarnya tegangan 5,0 V dari infrared sensor lalu diumpankan ke BJT dengan emitter bias sehingga tegangan menjadi 0,88 V. Hal tersebut menyebabkan adanya arus dari kaki kolektor ke kaki emitter sehingga relay menjadi aktif dan bergeser ke kanan. Oleh karena itu maka motor pembuka menyala yang dapat kita ketahui dengan menyalanya LED hijau sebagai indikator dari motor pembuka tersebut.

    Jika salah satu sensor berlogika 0 maka relay di dekat pir sensor akan bergerak ke kanan sehingga motor penutup akan beroperasi yang dapat kita ketahui dengan menyalanya LED merah sebagai indikator dari motor penutup tersebut.

      3. Video materi






    Download file
    Download HTML klik disini
    Download gambar alat dan bahan klik disini
    Download datasheet pir sensor klik disini
    Download datasheet infrared sensor klik disini
     DataSheet Transistor Bipolar klik Disini   
    download datasheet dioda klik disini
    datasheet LED klik disini 
    datasheet relay klik disini
    data sheet motor klik disini
    Download library sensor infrared klik disini
    Download library sensor pir klik disini
    Download gambar rangkaian klik disini
    Download video klik disini
    Download file proteus klik disini

    DISPENSER OTOMATIS

    DISPENSER OTOMATIS   1. Tujuan mengetahui fungsi komponen-komponen yang digunakan. memahami prinsip kerja dari sensor PIR, sensor infrared ,...