Pendeteksi Api Menggunakan Sensor Photodioda atau Tugas BAB 1/2/3

PENDETEKSI API MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA

 



 

OLEH

M. Tegar

2010952035

 

DOSEN PENGAMPU

Dr. Darwinson, MT

 

 

REFERENSI :

Components101 - Electronic Components Pinouts, Details & Datasheets. (n.d.). Retrieved September 23, 2020, from https://components101.com/

 

 

 

 

 

 

 

v  Tujuan:

1.      Untuk mendeteksi adanya api di suatu tempat

2.      Untuk mengingatkan adanya kebakaran di suatu tempat

ALAT DAN BAHAN

          Komponen yang digunakan pada rangkaian yang disimulasikan diantaranya:

A.    alat

1.      Power supply DC



 

 

Power supply berfungsi sebagai sumber energi yang digunakan dalam simulasi ini sebesar 3.7 V

2.       Solder



 

 

Solder berfungsi untuk merekatkan komponen dengan timah

3.      Timah



 

 

Timah berfungsi sebagai alat perekat komponen

B.     bahan

1.      Buzzer 5V



 

 

Buzzer pin konfigurasi :

Positif : Diidentifikasi dengan simbol (+) atau kabel terminal yang lebih panjang. Dapat didukung oleh 5V DC

Negatif : Diidentifikasi oleh kabel terminal pendek. Biasanya terhubung ke ground sirkuit

Spesifikasi dan fitur

·               Tegangan Terukur: 6V

·               DC Tegangan Operasi: 4-8V

·               DC Nilai saat ini: <30mA

·               Jenis Suara: Bip Terus Menerus

·               Frekuensi Resonan: ~ 2300 Hz

·               Paket kecil dan tersegel rapi

·               Ramah breadboard dan perf board

2.      Transistor TIP 31



 

Pin konfigurasi

Pin nomor

Nama pin

Deskripsi

3

Emitter (E)

Biasanya terhubung ke GROUND

2

Collector (C)

Biasanya terhubung ke LOAD

1

Base (B)

Biasanya digunakan sebagai TRIGGER untuk MENGAKTIFKAN TRANSISTOR.

Spesifikasi dan fitur

·               TRANSISTOR daya sedang

·               Dengan hfe, hingga 50

·               Dengan peningkatan linieritas

·               Tegangan maksimum di COLLECTOR dan EMITTER TRANSISTOR: 100V

·               Arus maksimum yang diizinkan melalui TRANSISTOR COLLECTOR: 3A DC

·               Tegangan maksimum di BASE dan EMITTER TRANSISTOR: 5 V

·               Arus maksimum yang diizinkan melalui TRANSISTOR BASE: 1A DC

·               Tegangan maksimum di COLLECTOR dan DASAR TRANSISTOR: 100V

·               Suhu pengoperasian maksimum: 150ºC

 

3.      Kapasitor 100uF / 10V

 



Spesifikasi

·        100uF

·        10 V

 

 

4.      Resistor 1000 ohm



 

 

Spesifikasi :

·               Mehambat daya hingga 1000 ohm

5.      Photodioda



 

Nama pin

identifikasi

Deskripsi

Anoda

Bagian lebih panjang

ini adalah pin positif (+) dari dioda IR. Tapi berbanding terbalik dengan ground selama penggunaan

katoda

Bagian lebih pendek

ini adalah pin negatif (arde) dari dioda IR. Tapi berbanding terbalik dengan tegangan suplai   selama penggunaan

Spesifikasi :

·               Sensitivitas Panjang Gelombang (λP): 940nm

·               Tegangan Sirkuit Terbuka: 0.39V

·               Membalikkan tegangan rusaknya: 32V

·               Membalikkan arus Cahaya: 40μA

·               Membalikkan arus Gelap: 5nA

·               Rise Time / Fall Time: 45 / 45nS

·               Sudut Pandang: 80 derajat

·               Paket: 5mm

 

v  Dasar Teori:

 

1.       Buzzer

Pengertian Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm. Juga bisa digunakan sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positive dan negative. Untuk menggunakannya secara sederhana kita bisa memberi tegangan positive dan negative 3 - 12V.

 

Cara Kerja Buzzer pada saat aliran listrik atau tegangan listrik yang mengalir ke rangkaian yang menggunakan piezoeletric tersebut. Piezo buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekwensi di kisaran 1 - 6 kHz hingga 100 kHz.

 

2.       Transistor

Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan sumber listriknya.

Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan, pengertian Transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.

TIP 31

Karakteristik


 

3.       Kapasitor(elco)

Kapasitor atau disebut juga dengan kondensator adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi kapasitor (kondensator) di antaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk kapasitor (kondensator) adalah Farad (F).

 

Rumus Kapasitas Kapasitor

 

Rumus Kapasitor Keping Sejajar (Udara)

 

Rumus Kapasitor Keping Sejajar (Medium)

 

 

Rumus Kapasitas Kapasitor Bentuk Bola

 



4.       Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm. Nilai Resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi atau resistance.

Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :

Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn

Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :

1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn

 

5.       Baterai / power supply

Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.

 

6.      Photodioda

Photodioda adalah salah satu jenis sensor cahaya(Photodetector). Sifat photodioda adalah jika terkena cahaya maka resistansi kecil, sehingga arus yang mengalir besar dan jika tidak terkena cahaya maka resistansi besar, sehingga arus yang mengalir kecil. Cara pemasangan photodioda kebalikan dengan LED

 

Vout = D1/(R2 + D1)x Vin

 

v  Percobaan

A.   Prosedur percobaan

1.      Siapkan bahan dan alat yang diperlukan

2.      Hubungkan buzzer dengan kapasitor, sesuaikan pin positif ke postif dan begitu sebaliknya

3.      Hubungkan buzzer dan kapasitor dengan transistor di pin 3

4.      Lalu, Hubungkan photodioda ke transistor di pin 2

5.      Selanjutnya, hubungkan photo diode dengan resistor

6.      Hubungkan resistor dengan buzzer

7.      Setelah itu, hubungkan ke powersupply positif

8.      Sambungkan pin 1 transistor ke power supply negative

9.      Dekatkan api dengan photodiode untuk menguji

10.  Jika buzzer berbunyi maka rangkaian berhasil

B.    Rangkaian simulasi

        1. Foto Rangkaian simulasi



        2. Prinsip Kerja
            pada rangkaian ini photodioda dipasang dengan model photoconduktif, sehingga fungsi photodioda disini sebagai saklar (switching), sedangkan sumber tegangannya berasal dari baterai. pada keadaan biasa (tidak dekat cahaya api) photodioda akan menghasilkan resistensi besar sehingga arus yang mengalir menjadi kecil, sedangkan pada keadaan terkena cahaya api photodioda akan menghasilkan resistensi kecil yang menyebabkan arus mengalir besar yang mana arus besar akan masuk ke siklus arus dan meberikan energi kepada buzzer dan mengaktifkan buzzer sehingga buzzer mengeluarkan suara atau getaran.

C. Video




DOWNLOAD FILE

GAMBAR POWER SUPPLY 5V


 

 

 

 

 

 

 


Thermochemistry

BAHAN PRESENTASI UNTUK MATA KULIAH KIMIA 2020


OLEH 

M. Tegar

2010952035


DOSEN PENGAMPU

Dr. Darwinson, MT


REFERENSI :

Chang, R. and Goldsby, K.A.(2016), Chemistry, Twelfth edition, Mc.Graw-Hill education, Florida State University.

Cara Menentukan dan Menghitung Perubahan Entalpi ∆H, Rumus, Energi Reaksi, Contoh Soal, Pembahasan, Praktikum Kimia. (n.d.). Retrieved September 11, 2020, from https://www.nafiun.com/2013/06/cara-menentukan-dan-menghitung-perubahan-entalpi.html

Jenis Perubahan Entalpi (Entalpi Reaksi) - Kelas Pintar. (n.d.). Retrieved September 11, 2020, from https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/jenis-perubahan-entalpi-entalpi-reaksi-5866/

Asi, Nopriawan Berkat (2019, 21 Januari). Kalor Larutan Dan Pengenceran. Dikutip 13 September 2020 dari Chem: https://www.chem.co.id/2019/01/67-kalor-pelarutan-dan-kalor-pengenceran.html.

 


SUB BAB 6.5

KALORIMETER

1. PENGERTIAN    

Kalorimeteradalah.suatu alat yang digunakan sebagai pengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun kaloradalahenergi yang berpindah akibatperbedaan suhu.

Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hukum..kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.

2. CARA KERJA

          cara kerja dari kalorimeter adalah dengan mengalirkan arus listrik yang ada pada kumparan kawat penghantar  yang dimasukan ke dalam air suling.  Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar,.pembawa muatan beradu dengan atom logam dan kehilangan energi. yang mengakibatkan pembawa muatan beradu dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memdapatkan energi yaitu energi kalor / panas.

Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan arus listrik pada suatu banda maka panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin kecil. Kita dapat melihat seolah  pengukuran dengan menggunakan arus kecil menghasilkan nilai yang kecil. Hal ini adalah suatu anggapan yang salah karena dalam pengukuran pertama perubahan suhu yang digunakan sangatlah kecil berbeda dengan data yang menggunakan arus besar. Tapi jika perubahan suhu itu sama besarnya maka yang berarus kecil  yang mempunyai tara panas listrik yang besar.

3. JENIS – JENIS KALORIMETER

KALORIMETER BOM





KALORIMETER SEDERHANA





4. KALORIMETER BOM

Kalorimeter bom adalah kalorimeter yang digunakan untuk mendapatkan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran.Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom atau tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi.sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas.Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka :

qreaksi = – (qair+ qbom )

 

5. KALORIMETER SEDERHANA

Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam.Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan ).Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

                                               qreaksi = – (qlarutan+ qkalorimeter )

                                                 qkalorimeter = Ckalorimeter x ΔT

SUB BAB 6.6

ENTALPI PEMBENTUKAN DAN REAKSI STANDAR

1. Pengertian entalpi

Entalpi dipahami..sebagai jumlah energi suatu sistem pada kondisi tekanan tetap. Biasanya ini dilambangkan dengan menggunakan huruf capital H dan secara matematis dapat dituliskan sebagai penjumlahan dari kerja yang dilakukan oleh suatu sistem (W) dengan energi yang terkandung dalam sistem tersebut (E).

2. Apa itu entalpi pembentukan standar ?

Perubahan entalpi pembentukan (∆fH) adalah perubahan entalpi ketika 1 mol suatu zat terbentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuknya..yang paling stabil. Jika tidak diukur pada keadaan standar maka perubahan entalpi pembentukan dinotasikan ∆Hf.

3. Apa itu reaksi entalpi ?

Perubahan entalpi yang menyertai reaksi.

4. Perubahan Entalpi (∆H)

Entalpi merupakan sifat ekstensif zat yang dapat digunakan untuk menentukan perubahan kalor dalam reaksi..kimia. Nilai dari entalpi sendiri tidak dapat diukur, namun kita masih dapat mengukur perubahan kalor yang te,rjadi pada saat reaksi berlangsung. Perubahan kalor, yang terjadi dalam reaksi kimia disebut perubahan entalpi (∆H). Pada tekanan konstan, perubahan entalpi sama dengan jumlah kalor reaksi yang dilepaskan atau diserap oleh sistem.

∆H = QP

Entalpi tergolong dalam fungsi keadaan. Sehingga, perubahan entalpi hanya dapat ditentukan dari keadaan awal dan keadaan akhir sistem. Jadi suatu reaksi kimia dimana reaktan bereaksi dan menghasilkan, suatu produk. Besarnya perubahan entalpi, atau entalpi reaksi adalah selisih antara entalpi produk dan entalpi reaktan.

∆H = H(produk) – H(reaktan)

Hal penting yang dapat kita ketahui bahwa entalpi pembentukan standar dapat dengan mudah kita tentukan jika sudah mendapatkan nilainya kita dapat dengan mudah menghitung entalpi reaksi standar, ∆H, yang didefinisikan sebagai entalpi reaksi yang dilakukan pada 1 atm. Contoh hipotesisnya

aA  + bB  cC + Dd

dengan a, b, c, dan d adalah koefisien stoikiometri. Maka di dapat

5. Cara menentukan perubahan entalpi

            Ada 2 cara untuk menentukan perubahan entalpi yaitu

1.       -Secara langsung/berdasarkan ekperimen

alah satu cara yang digunakan untuk mengukur perubahan entalpi reaksi adalah dengan kalorimetri, yaitu proses pengukuran jumlah panas dari sistem reaksi menggunakan kalorimeter.

Prinsip kerja dari kalorimeter ini menggunaka..Azas Black, yaitu jumlah kalor yang dilepas suatu benda sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh benda lain, atau q dilepas = q diterima. Adapun besarnya transfer kalor tersebut tergantung pada faktor-faktor berikut.

a. jumlah zat..

b. kalor jenis zat..

c. perubahan suhu..

d. kapasitas kalor dari kalorimeter..



,Gambar 2. Kalorimeter es dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas kalor spesifik dari air.

Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah kalor bila kalor dari kalorimeter diabaikan adalah sebagai berikut.

q = m x c x ΔT.

Namun, bila kalor dari kalorimeter diperhitungkan, rumusnya menjadi :

q = (m x c x ΔT) + (C x ΔT).

Keterangan :

q = kalor reaksi (J).

m = massa zat( g).

c = kalor jenis zat (J/g oC atau J/gK).

ΔT = perubahan suhu ( oC atau K).

C = kapasitas kalor zat (J/ oC atau J/K).

Perlu diketahui juga, yang dimaksud dengan kalor jenis (c) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram zat sebesar 1 oC sedangkan kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 1 oC atau 1 atm

2.     - Secara tidak langsung/hukum hess

Tidak semua reaksi kimia berlangsung dalam satu tahap, contohnya reaksi pembuatan belerang (baik melalui proses kontak maupun kamar timbal), dan reaksi pembuatan besi dari biji besi. Namun, menurut Hess (1840) berapa pun tahap. reaksinya, jika bahan awal dan hasil akhirnya sama, akan memberikan perubahan, entalpi yang sama. Perhatikan contoh berikut.

Contoh :

Reaksi langsung:

S(s) + 3/2 O2(g) → SO3(g)       ΔH = - 395,72 kJ.

Reaksi tak langsung, 2 tahap:

S(s) + O2(g) → SO2(g)             ΔH = -296,81 kJ.

SO2(g) + ½ O2(g) → SO3(g)    ΔH = - 98,96 kJ.

Bila dijumlahkan:

S(s) + 3/2 O2(g) → SO3(g)       ΔH = -395,72 kJ.

Persamaan reaksi tersebut dapat dinyatakan dalam diagram tingkat energi atau diagram siklus, seperti pada gambar :

 



 

Diagram di atas juga dapat digambarkan sebagai berikut :

Cara menghitung entalpi berdasarkan Hukum Hess dapat diperhatikan lagi dari contoh soal.

Contoh Soal.

Tentukan harga entalpi dari reaksi :

C(s) + 2H2(g) + ½ O2(g) → CH3OH(g) .

Bila diketahui :

I. CH3OH(g) + 2 O2(g) → CO3(g) + 2H2O(g)      ΔH = - 764 kJ.

II. C(s) + O2(g) → CO2(g)                                   ΔH = - 393,5 kJ.

III. H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g)                            ΔH = - 241,8 kJ.

Agar kalian dapat menjawab dengan mudah, cermati dan ikuti..langkah- langkah berikut.

Sesuaikan reaksi yang diketahui dengan reaksi yang ditanyakan, baik letak senyawa, jumlah mol, maupun besarnya entalpi.

Apakah letak senyawa atau unsur yang..ditanyakan berlawanan arah dengan reaksi yang ditanyakan? Jika iya, maka reaksi dibalik, termasuk harga entalpinya.

Apakah jumlah mol..belum sama? Jika belum sama, samakan dengan mengalikan atau membaginya dengan bilangan tertentu.

Bagaimana akhirnya? Reaksi dijumlahkan, tapi ingat, unsur yang sama di ruas yang sama dijumlahkan, tapi bila ruasnya berbeda dikurangkan. Anggap saja pereaksi sebagai harta benda kita, hasil reaksi sebagai utang kita.

Susun..seperti contoh, angka Romawi menunjukkan asal reaksi.

Selanjutnya cermati keterangan di belakang reaksi.

Pembahasan :

II. C(s) + O2(g) → CO2(g)                       ΔH = - 393,5 kJ.

III. 2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g)              ΔH = - 483,6 kJ.

I. CO2(g) + 2H2O(g) → CH3OH(g)         ΔH = + 764 kJ.

C(s) + 2 H2(g) + 2O2(g) → CH3OH(g)    ΔH = + 113,1 kJ.

Penjelasan: 

II. Reaksi tetap, karena letak atom C(s) yang diketahui (pereaksi) sama dengan letak atom C (s) reaksi yang..ditanyakan (sama-sama ruas kiri). 

III. Jumlah mol dan harga entalpi dikali dua karena H2 (g) yang diminta 2 mol, scdangkan yang diketahui..dalam soal 1 mol. Reaksi tidak dibalik karena letak H2 sama-sama di ruas kiri. 

I. Reaksi dibalik, sehingga AH juga harus dibalik, karena CH3OH(g) yang ditanyakan tcrletak di ruas kanan, sedangkan pada reaksi yang diketahui di ruas kiri. 

SUB BAB 6.7 Kalor Larutan Dan Pengenceran 

A. Pendahuluan

Kalor tidak hanya terlibat dalam pencairan dan pembekuan, melainkan juga terlibat dalam pelarutan suatu zat dan pengenceran suatu larutan.

B. Kalor Larutan

Ketika suatu zat terlarut dalam pelarut, maka akan menghasilkan perubahan kalor. Yang mana perubahan kalor itu sama dengan perubahan entalpi. Untuk entalpi larutan(ΔHlar) sendiri ialah kalor yang berhasil dihasilkan ketika suatu zat mengalami pelarutan, dengan persamaan

ΔHlar Hlar - Hkomp

Keterangan :
                               
ΔHlar    = Entalpi larutan

Hlar        -  = Entalpi akhir larutan

Hkomp   = Entalpi awal zat terlarut dan pelarut sebelum dicampur

Tetapi perlu diingat, hanya ΔHlar yang dapat diukur dalam kalorimeter yang bertekanan tetap, sedangkan Hlar dan Hkomp tidak bisa diukur. Dan juga jangan lupa jika prosesnya endotermis maka ΔHlar akan bernilai positif, jika prosesnya eksotermis maka ΔHlar akan bernilai negatif.

Kita ambil contoh NaCl dan Air, yang mana NaCl adalah zat terlarut dalam bentuk senyawa ionik dan Air sebagai pelarut. NaCl dalam bentuk padat diikat oleh gaya elektrostatik. Sedangkan ketika dilarutkan, NaCl akan terurain menjadi ion Na+ dan ion Cl- yang mana akan distabilkan dengan molekul air dan dengan molekul air itu pula gaya elektrostatik dikurangi secara efisien. Dan ion tersebut disebut sebagai ion terhidrasi. Kalor larutan dari contoh tersebut dapat didefinisikan dengan proses berikut :

NaCl(s) + H2o(l) → Na+(aq) + Cl-(aq)  ΔHlar = ?

 

Untuk tujuan analisis, proses pelarutan NaCl ke dalam larutan air bisa kita bayangkan melalui dua langkah terpisah(lihat gambar).



Sumber: Chemistry 12th edition

 

 

1. Padatan NaCl diubah menjadi gas dan ionnya dipisahkan satu sama lain menjadi ion Na+ dan Cl- . Dan energi kisi yang dibutuhkan adalah sekitar 788kJ/mol.

 

Energi + NaCl(s)  → Na+(g) + Cl-(g)

 

2. Selanjutnya ion Na+(g) dan ion Cl-(g) dicampurkan dengan air, kemudian terjadi hidrasi dengan proses berikut :




Na+(g)  + Cl-(g) + H2O(l) Na+(aq) + Cl-(aq) + Energi



 

Perubahan Entalpi hidrasi (ΔHhidr) selalu bernilai negatif baik itu kation maupun anionnya. Dan disini kita bisa menggunakan hukum Hess, dengan persamaan :

ΔHlar = U + ΔHhidr

Sehingga,

 

NaCl(s) Na+(g) + Cl-(g)                                           U = 788kJ/mol

Na+(g) + Cl-(g) + H2O(l) Na+(aq) + Cl-(aq)                                      ΔHhidr =-784kJ/mol

_______________________________________________

NaCl(s)  + H2O(l) Na+(aq) + cl-(aq)                  ΔHlar = 4kJ/mol


            Jadi jika kita melarutkan NaCl ke dalam air, maka 4 kJ dari sistem akan diserap oleh sistem dan ini menandakan bahwa prosesnya adalah endotermis.

 

 

C. Kalor Pengenceran

 

Dalam proses pengenceran sebuah larutan juga terjadi perubahan kalor yang disebut dengan kalor pengenceran. Sama halnya dengan yang lainnya, kalor pengenceran bisa bisa berupa endotermis maupun eksotermis. Salah satu contoh pengeceran eksotermis ialah pengenceran asam sulfat (H2SO4).

 

 

 

 

DISPENSER OTOMATIS

DISPENSER OTOMATIS   1. Tujuan mengetahui fungsi komponen-komponen yang digunakan. memahami prinsip kerja dari sensor PIR, sensor infrared ,...